The Legend

Telaga Sunyi - Koes Plus

Di kala sang bulan purnama
Bersinar di atas telaga
Terdengar suara menggema
Melagukan balada tua

Kisah seorang putri
Yang telah patah hati
Lalu bunuh diri

Tenggelam di telaga sunyi
Bersama cintanya yang murni

Kalau dengerin lagunya Koes Plus yang judulnya Telaga Sunyi jadi ingat waktu aku dan beberapa temanku praktek lapangan di daerah perkebunan karet Batumarta, Sumatera Selatan. Didaerah tempat kami praktek lapangan ada sebuah Danau kecil yang orang kampung menyebutnya "Telaga Cinta". Pernah sih tanya-tanya sama penduduk kampung kenapa kok dinamakan telaga cinta? Jawab salah seorang dari mereka dahulu pernah ada pasangan sejoli yang saling mencintai, Tetapi karena orang tua mereka tidak merestui jika keduannya menjadi sepasang suami istri, keduannya lalu memutuskan bunuh diri dengan menenggelamkan diri di telaga tersebut. Jadi oleh penduduk setempat telaga itu dikenal dengan sebutan telaga cinta.

Saya dan teman-teman karena masih berstatus mahasiswa, jadi sok idealis nggak mempercayai cerita itu dan menganggap hannya cerita fiktif belaka hehe... Malam harinnya saya dan salah satu temanku berencana mancing ikan. Karena kami memang hobi mancing, jadi saat berangkat ke tempat PKL, kami sudah mempersiapkan perlengkapan memancingnya. Setelah mencari umpan untuk mancing, kami berdua berangkat mancing menuju telaga cinta. Jalan menuju telaga melewati perkebunan karet yang luas, perjalanan kurang lebih sekitar 30 menit. Sampai di telaga kami mempersiapkan umpan dan mulailah kami memancing sambil dengerin musik dari radio, menyulut rokok dan hening ... sambil menunggu ikan yang mendekati kail kami.

Beberapa saat kemudian kail kami sudah ada yang nyangkut dan sekali angkat, dapatlah ikan yang lumayan besar. Sekitar 3 jam kami memancing, sudah dapat sekitar 5 ikan yang besar dan beberapa ikan kecil. Setelah itu kami menunggu sekitar 30 menit tapi sudah tidak ada lagi ikan yang nyangkut, jadi kami putuskan untuk pulang karena memang sudah dapat ikan yang cukup untuk sarapan besok pagi dan malam sudah mulai gerimis mau hujan. Beberapa saat kemudian terasa pancing yang saya pegang ada yang menarik dengan sangat kuat, aku pikir wah lumayan ikan yang cukup besar kayaknya. Dengan sigap aku tarik kailku tapi sepertinya ngangkut, mungkin nyangkut di ranting-ranting kayu yang ada dalam telaga pikirku. Aku pegang kailnya dan aku suruh temenku turun ke pinggiran telaga untuk memeriksa kailku. Mendadak dia terteriak dan lari tunggang langgang kearahku dan berteriak mengajak lari pulang. Aku langsung ketakutan dan mengikutinya lari sekuat tenaga kearah tempat penginapan PKL. Entah tak kepikiran apa-apa lagi, ikan, sendal, rokokpun ikut ketinggalan.

Setelah sekian lama berlari melewati perkebunan karet sampailah kami ke mess tempat kami menginap. Aku lihat wajah temenku pucat pasi dan temen-temen yang ada di mess memberikan kami air minum. Setelah temenku sudah mulai tenang aku dan temen-temen di mess bertanya kepadanya tentang apa yang dilihatnya. Tetapi entah apa yang ada dipikirannya dia tidak mau atau tepatnya tidak bisa menceritakan apa yang dilihatnya. Aku yang pada saat itu hanya sekitar 3 meter dari tempat temenku itu hanya melihat samar-samar sepeti sebuah bola. Tapi pastinya aku tidak tahu apa yang saat itu dilihat temenku.

Setelah sekian lama kejadian itu, aku tetap tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan temenku sekarang sudah bekerja di bengkulu dan sampai sekarang tidak pernah mau menceritakan apa yang sebenarnya dia lihat. Aku cuma berpikir mungkin sepasang sejoli yang menurut cerita penduduk setempat yang meninggal ditelaga cinta itulah yang dilihatnya. Ih masih penasaran aku, kapan-kapan kalau ketemu temenku lagi akan kutannyain dia sampai ngaku hehe...

Kayak iklan "Ini ceritaku, mana ceritamu??" :)
Terima kasih sudah membaca, lumayan panjang ya Sob? Semoga tidak membosankan :)