Asli, iki kesuwen ora pernah posting sampek lali panggonan hurup-hurupe ning keyboard hehehe.... Sakdurunge nggawe postingan tak menyapa sik konco-konco blogger sing wes suwe ya ora podo posting, Spoony, Seperti Kupu-kupu, Secangkir Teh dan Sekerat Roti, Nurul Fadilah (Welcome to My Zone), Hariez Gibbs, Stupid Monkey, Fitry Handayani (malezzbanget [dot] com), Fans Of Technology, Uzay Gingsull "Hanya Tulisan", Aksara Maya, HP Yitno, Kang Haris Samaranji (Debu Semesta | Just For You), Una Vida Escrita de la Una, Hari Baru, Lembaran Baru, diniehz, yok opo khabare sederek-sederek lan sedoyo kemawon? Mugi tansah pinaringan karahayon saking Gusti Allah Ingkang Maha Agung. Iki jan jane meh posting undangan arisan opo piye tho?? hahahha... Basing wae lah (Kata orang Palembang).
Rasa Keadilan.
Sering ya kita merasakan suatu ketidak adilan yang terjadi disekitar kita, dalam kehidupan sehari-hari yang menimpa kita, atau yang sering dibilang oleh orang-orang pinter "rasa keadilan kita tercederai". Kita akan merasa dada kita sesak jika kita melihat orang kecelakaan dijalan tetapi tidak ada orang yang berinisiatif untuk menolong, semua seakan dikejar-kejar waktu untuk bekerja sehingga sore hari kita baru tahu kalau orang yang kecelakaan tadi ternyata meninggal dunia. Hati kita juga akan menjerit jika merasa sudah banyak berbuat baik pada orang tetapi orang lain membalasnya dengan memfitnah kita, menjelek-jelekkan kita dan bahkan menghakimi kita. Hati kita juga sering miris mendengar berita dimana orang miskin meninggal saat menunggu antrian untuk berobat, sementara orang kaya yang hanya sakit flu sudah dilayani dengan cepat oleh dokter spesialis. Kita juga sering merasa tidak adil ketika melihat seseorang mencuri mangga bisa mati digebukin atau dipenjara puluhan tahun sementara sang koruptor yang merampok milyaran duit rakyat hanya dipenjara beberapa tahun dan sering mendapat remisi bahkan seringkali juga lolos dari jerat hukum. Yah, yang namanya keadilan didunia ini sering kali timpang dan selalu mencederai rasa keadilan kita.
Dari sekian banyak ketidak adilan yang menimpa diri kita, pernahkah kita merenungkan sebenarnya bayak sekali ketidak adilan didunia ini yang lebih menguntungkan kita? Pernahkan kita mensyukuri bahwa kita diberi kesehatan hingga hari ini, sementara ada anak yang baru berumur 9 tahun sudah terkena kanker otak? Pernahkan kita mensyukuri bahwa kita diberi kesempurnaan sementara banyak orang lain di YPAC harus menggunakan alat bantu hanya untuk bisa bicara? Pernahkan kita mensyukuru bahwa kita dilahirkan dari orang tua yang mampu sementara orang lain harus menjadi pengemis dan pemulung hanya untuk bisa tamat dari sekolah dasar? Itu semua adalah ketidak adilan dan kita berada dipihak yang diuntungkan bukan?
Jadi, masihkah kita merasa bahwa dunia ini tidak adil? Tentu jawabanya ada pada diri kita sendiri-sendiri.
Percepatan Waktu.
Pernahkan kita merasa waktu berjalan begitu cepat? Ketika kita masih kecil, masih sekolah SD, SMP, SMA, kuliah, waktu sepertinya berjalan lambat ya sob, Perasaan SMA cuma tiga tahun, tapi kok gak lulus-lulus ya. Kuliah juga paling 4-5 tahun tapi perasaan lamaaa banget. Tapi, ketika kita sudah lulus, sudah bekerja apa lagi banyak hutang. Wah-wah perasaan waktu berjalannya cuepet banget deh, perasaan baru kemarin bayar cicilan, eh sudah tanggal 30 lagi hehhee... bener gak sob?
Saat umur kita sudah kepala 3, sudah punya anak apalagi bagi yang permpuan, waktu akan terasa sangat cepat berputar. Eh, aku sekarang kok sudah ada ubannya ya? Kayaknya baru kemarin aku SMA, sekarang anakku juga sudah SMA dan sebentar lagi kuliah, nah lho. Terus pergi cari cermin deh hehehehe....
Belum lagi yang sudah berumur 30-an terus masih jomblo. Padahal standarnya sudah diturunkan menjadi standar minimal, tetapi umur 30, 31, 32, .... 40... haaaa...... Terus nyani lagu "Mbok'eeeeeeeeee....., aku njaluk dikawinke...". Padahal semakin kita gelisah, waktu justru akan berjalan semakin cepat, iya kan sob.
Terus hubungane opo mas karo ketidak adilan??
Jadi gini sob, menurut saya jika kita merasa dalam kehidupan kita pernah ditindas orang, pernah diperlakukan dengan sangat tidak adil oleh orang lain yang notabene lebih kaya dari kita, lebih berkuasa dari kita, tidak usah berkecil hati. Karena waktu tidak akan lama, waktu akan berputar sangat cepat dan keadilan dari Yang Maha Adil yang akan memberikan keadilan yang hakiki pada kita semua. Selagi kita sabar dan selalu bersyukur bahwa dalam ketidak adilan didunia ini kita sebenarnya berada dipihak yang diuntungkan, karena nikmat dari Allah tidak akan sanggup kita menghitungnya.
Kesimpulane opo yo?? Simpulke dewe-dewe wae yo sob hehehe...
Terima kasih temen-temen sudah berkunjung dan membaca postinganku ini. Sekedar menuangkan apa yang ada di fikiran. Semoga bermanfaat :)
Search This Blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah aku ora mlebu absen mas..
ReplyDeletebener juga sih mas, merasakan keadilan tergantung diri kita masing2, kalo selalu syukur dan menerima apa adanya kita akan merasa bahwa pemberian Allah itu tidak sebanding dengan amal kita, masih terlalu sedikit...
setuju banget :)
Deletelama gak berjumpa bro! kemana aza?
ReplyDeletejarang posting semoga tetap menerima keadilan di dunia nyata yah...
ReplyDelete*maaf lahir dan batin ya, lama gak kesini nih.
Iki kesimpulanku:
ReplyDelete1. Una masih sering apdet postingan kuk..hanya jarang BW karena sibuk pecicilan...eh...jalan-jalan ding. BUng Samaranji juga br apdet tulisan di blognya
2.Memang tdk equal ketika pencuri pisang...eh mangga ding, mati digebukin atau dipenjara bertahun2 sedangkan koruptor ratusan M hanya numpang nginep di sel mewah beberapa bulan saja.
3. memang ketika sdh menginjak SMP, waktu terasa lbh cepat berlalu ketimbang saat amsih SD. Apalgi ketika sdh kepala tiga dan masih jomblo...
At least but not the last: Sejatinya NIkmat Allah SWT tak akan bisa kita hitung!
dari tadi aku nyari kesimpulannya, ternyata ada disini toh? :D hihi
Deleteada hal yang belun kita ketahui dibalik peristiwa yang menimpa kita. Seperti rasa ketidakadilan itu. Suatu saat orang itu akan tahu hikmahnya dan berkata allah maha adil.
ReplyDeletejalan pagi baca artikel di sini,wuihhh ternyata seru juga.he...he...teruain bacanya ah.
ReplyDeleteposisi keyboardnya belum berubah kan> hehehe
ReplyDeletepake teori Einstein aja dah..teori relativitas...huah gaya ya? ^_-^...........tentang rasa adil dan tidaknya iki
ReplyDeleteTOP.... pas bagian yang membahas, bukankah ketidak adilan tsb ada yang menguntungkan kita... Mak Jlebh Mas Sob... Hehe.
ReplyDeleteMatur suwun, mengajak kita utk tetap bersyukur. Alhamdulillah...
boleh juga tu data statistiknya, meski ada yang kurang akurat seperti kata mbak ririe, hehe..
ReplyDeleteya, bersyukur atas segala nikmat tentulah mulia, meski kita ada kekurangan tapi jika rajin menoleh ke bawah
adil dan waktu sama sama pasti tapi juga sama sama relatip. makanya jadi susah implementasinya di lapangan.
ReplyDeletekunjungan silaturahmi sob...
ReplyDeletewaktu itu sulit dimengerti sob.. kadang terasa lambat kadang cepat
hehe bener.. ketidakadilan tergantung bagaimana kita menyikapinya..
ReplyDeleteadil menurut orang lain belum tentu adil menurut kita, begitu juga sebaliknya :d
*keyboardnya isinya masih huruf ama angka ga? hihi
Jadi ingat pada Pak Pramoedya bahwa keadilan itu dimulai sejak dalam pikiran..Mestinya perasaan kita lebih dari adil, walau tidak terlahir sebagai anak konglomerat, misalnya, kita masih bisa sekolah. Padahal berapa banyak anak yg pingin sekolah tapi tidak bisa...
ReplyDeleteDan benar, makin bertambah usia waktu rasanya sangat cepat berlalu. Mungkin karena kita telah mulai khusuk dengan kehidupan kali ya, maka gak berasa waktu lewat begitu saja..
. . pasti semua orang pernah merasakan suatu ketidakadilan itu. bahkan aq juga pernah merasa kayak gitu. huhh. kalo masalah waktu,, no comment lah untuk menyikapi waktu. kalo aq merasa cepat,, ntar dikiranya gak bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin,, lalu kalo lama,, kok rasanya aq berhenti aja. so,, no comment aja lah. he..86x . .
ReplyDeletedi paragraf pertama, agak puyeng baca tulisannya, maklum bang, nggak ngerti bahasa apa tu (jujur)
ReplyDeletenyambung kepostingannya ni,, satu aja jawaban dari saya jika rasa keadilan tidak saya miliki.. "biar dibalas sama Allah"
hahahaaaa
setuju bangett.. jangan gundah gulana kalo keinginan belum diijabah sama Allah. Mungkin Allah sedang mengumpulkan 1 keinginan itu dengan bonus2 yang lain :)
ReplyDeleterenungan sing mantep tapi rodo mbingungi.. ga ngerti kesimpulane, pokoe apik... heheh, ya intinya kita harus banyak mensyukuri.
ReplyDeletelam agk kesini :)
ReplyDeleteAku dataaaaaaaaaaaaaaaaaang! Udah, gitu doang komennya :D *geje*
ReplyDeleteKamu kangen, ya, sama tulisanku?
maaf baru komen kang soalnya kemarin"sibuk"
ReplyDeleteparagraf awal iku artine opo toh mas? :D
ReplyDeleteintinya, bersabarlah ketika ketidakadilan menindasmu, sementara kamu tak mampu melawannya... walau telah berupaya untuk menimalisir ketertindasan itu... dan serahkan pada yang Maha Kuasa untuk peradilannya ya mas? ;)
lancar dan sip serta sehat selalu ya kawan :D ....Salam Blogger Indonesia....
ReplyDeleteItulah hidup sob. Semua sangat aneh
ReplyDeletePercepatan Waktu bener terasa kang,
ReplyDeletekeponakan kayaknya belum lama lahir sekarang udah kelas 1 SD,
ampe udah bs nanya
om, kl lebaran tamunya om kok cowok semua ??
#gubrak
tersadar inyong dari lamunan wkkwwkwk
kesimpulan:
jangan gori sambele trasi, dont worry be happy tak kancani :D
Umurmu piro e mas??
ReplyDelete