Ayo kawan kita bersama
Menanam jagung di kebun kita
Ambil cangkulmu ambil pangkurmu
Kita bekerja tak jemu-jemu
Cangkul cangkul cangkul yang dalam
Tanah yang longgar jagung kutanam
Beri pupuk supaya subur
Tanamkan benih dengan teratur
Jagungnya besar lebat buahnya
Tentu berguna bagi semua
Cangkul cangkul aku gembira
Menanam jagung di kebun kita
Judul lagu : Menanam Jagung
Pencipta Lagu : Ibu Sud
.......................
Kalau kita menanam jagung, tentu saja kita akan memanen buah jagung bukan? (ya iya lah, emangnya mau panen rambutan hahhaha...)
Beberapa tahun yang lalu ketika lebaran tiba, saya pulang kampung. Karena didesaku tidak ada angkot, jadi dari jalan raya berjalan kaki saja menuju rumah yang berjarak sekitar 1 km. Ditengah perjalanan setelah masuk kekampungku, aku melihat seorang anak seumurku sedang memaki-maki bapaknya. Entah apa yang menyebabkan keributan antara anak dan bapak itu yang jelas hampir semua nama binatang yang keluar dari mulut anaknya untuk memaki-maki bapaknya yang umurnya sekitar 55-60 tahunan karena bapak anak itu memang seumuran bapakku.
Si anak dulu sewaktu SD memang adik kelasku, jadi aku kenal walaupun tidak akrab. Sewaktu aku lewat dan mendengar anak itu memaki-maki bapaknya, tidak ada perasaan yang aneh pada diriku. Aku terus berjalan dan sekitar 100 meteran aku mendengar bapaknya menjerit-jerit minta tolong karena dipikuli anaknya dengan kayu. Aku berhenti melangkah, sambil tengok kiri kanan, ada perasaan bingung kok tetangga disekitarnya diam saja dan tidak ada yang berniat menolong. Lalu aku bertanya pada salah seorang yang kebetulan ada didepan rumahnya tentang sikap para tetangga bapak tadi kok kelihatannya biasa-biasa saja melihat ada KDRT. Jawabnya singkat saja "Itu sudah biasa mas, tiap hari juga gitu kok". Mendengar jawaban orang tadi lalu aku putuskan untuk melangkah pulang.
Dalam perjalanan menuju rumah aku merenung. Seperti de javu, aku pernah melihat yang seperti itu tadi pada saat aku masih kecil, dan yang berperan sebagai anak adalah orang tua tadi yang dimaki-maki anaknya. Huft... sesimpel itukah kejadian itu berulang??
"Mas..mas... ceritamu kok gak nyambung blas tho sama menanam jagungnya??"
"Yo bentar dulu tho sob, itukan baru intronya hahahha...."
Ya, gini kalau menurut saya. Hukum didunia ini sebenarnya sangat simpel sekali. Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita nikmati hasilnya. Kita berkebun jagung, 3,5 bulan kemudian kita akan menikmati manisnya jagung bakar. Kita berkebun emas, ya nanti kita akan panen emas (ada mas budhy, mas eksak, mas stumon, mas haris 1, mas haris 2, de el el... hahahhaha.....). Ngomongin berkebun emas jadi inget bannernya Mbak Alaika Abdullah hehhe... saya pernah ikut seminarnya Pak Rully Kustandar tentang berkebun emas yang menjelaskan bagaimana kita memiliki emas dalam jumlah yang banyak dengan cara megadaikan di bank. Ilmunya sudah dapat sih, cuma untuk prakteknya masih menunggu ada dana tak bergerak dulu hehehe... wah oot ini (oke kembali ke topik). Yang berkebun keburukan seperti cerita diatas, maka keburukan dan kesengsaraan juga yang akan ditemui. Kita berkebun kebaikan, tentu kita akan memanen kebaikan dikemudian hari nanti.
Jadi kesimpulannya, jika kita ingin hidup kita nanti penuh dengan kebaikan, tentunya sewaktu masih muda kita harus berkebun kebaikan dengan menanamkan kebaikan disemua segi kehidupan yang kita jalani. Sehingga kita akan memanen kebaikan itu dikemudian nanti, misalnya tetangga-tetangga kita baik semua, anak-anak kita yang shaleh dan rajin mendoakan orang tua, punya menantu semuanya baik pada kita dan keluarganya, Punya harta melimpah hasil dari rizqi yang halal dan punya istri 3 semuanya rukun dan penuh kasih sayang hahahha... (yang terakhir ini anggap gak ada ya sob :D)
Maaf, postingan saya kali ini terlalu panjang, terima kasih sudah berkunjung. Jika ada yang salah mohon saya diingatkan. Semoga bermanfaat :)
Search This Blog
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
jadi keyword post ini kira-kira, jagung,kebaikan, menanam, dan beristri tiga..wahahaaaa.
ReplyDeletenice share brader, untuk mengingatkan saya pribadi.
salam sehat selalu
hihi...abis nulis serius koq nulis istri 3 rukun semua...
ReplyDeletekalau niat kita baik, tp orang lain jadi salah paham gimana?
. . haduch,, membingunk kn. mbuletisasi nich. dari judulnya meyakinkan banget. pas buka,, ehhhhhhhh da yg nyanyi menanam jagung. namun ditengah^ ada yg bilang "Mas..mas... ceritamu kok gak nyambung blas tho sama menanam jagungnya??". wez,, pasti ngaco nich. he..86x . .
ReplyDeletebenar banget sob.., cz apa yg kita tanam maka itu pula yg kita tuai.., happy blogging *smile
ReplyDeletetulisannya padahal bagus sob, tapi sayang kurang seo nih.. kalo seo kan lumayan dapat berkebun sobat blogger juga dari google..hehe :))
ReplyDeletejadi beristri 3 juga boleh ya sob, asal rukun gitu, wah, akur nih bagian yg ini sama gw, hahahaaha :D
ReplyDeleteas you sow so shall you reap :D
ReplyDeletenice post :)
betul sob, apa yang kita panen hari ini adalah hasil dari apa yang kita tanam beberapa waktu yang lalu, jika kita tanam kebaikan maka kebaikan yang akan kita panen, begitu sebaliknya..
ReplyDeletetrims sahringnya
Cangkul cangkul cangkul yang dalam...
ReplyDeleteApaan nanem jagung pake cangkul yg dalam? Menyesatkan bgt! Cukup pake tonggak atau batang kayu aja buat ngelubangi tanah yg pngen ditanemin.
Bhahaha
menurut ku apa yang kita panen hari ini sebagian besar hasil nenek kita dulu... coba dah berapa pohon durian yang dipanen , berapa pohon kelapa yang di tanam ! HEHEH post yg bagus
ReplyDeletethanks infonya sob
ReplyDeleteserem banget tuh anak maki2 bapaknye, ndak takut dosa ape?
ReplyDeletepesennye ngena bos :) nyookk... kite berbuat bae bareng2.
Luwih akeh introne ki...
ReplyDeleteAku radong intine, wkwkwkwk...
Kalau berkebun jagung beneran..saya pinter tuh. Dah punya pengalaman waktu masih sekolah-kuliah, bantuin bapak di sawah. Nah kalau berkebun emas itu yg belum pny ilmunya. Apalgi istri 3...I'll never do it...wkwkwkwkk
ReplyDeleteAku setuju dengan semua opinimu kang. Kalau di waktu mudanya banyak menanam kebaikan, isyaallah kita akan menuai kebaikan juga. Kalau bukan kita yang menuai, paling tidak anak cucu kita.
ReplyDeleteUntuk kasus bapak yang dipukuli anaknya, barang kali itu balasan buat si bapak. Karena gagal mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh dan baik. Jadi inget cerita kamu sob, sejak kecil kamu di ajar ngaji. Meskipun kadang sering mendapat pukulan kecil, karena nggak mau mengaji. Itu ya tujuannya supaya sobat tumbuh baik kan. Alhamdulillah, bapak kamu berhasil mendidik kamu menjadi anak yang menyayangi orang tuanya.
beristri tiga? sanggup emang dirimu mas? hehe... sanggup merukunkan ketiganya?
ReplyDeletebtw, ga nyangka lho kalo dirimu ingat akan banner berkebun emas ku itu, seneng deh, hehe, apalagi melihat namaku disenggol dalam artikel ini. trims yaaa....
Tapi rasanya kok ga enak hati melihat sikap para tetanggamu yang membiarkan saja KDRT itu, harusnya dicegah donk, kalo anaknya sampai menumpahkan darah ayahnya gimana?
Sependapat sih denganmu mas, bahwa apa yang ditanam itu yang akan dituai... bertanam kebajikan, tentu akan menuai kebajikan... :)
mungkin itu karena si ayahnya ud biasa memukuli dulu gan, makanya di balas, tapi tetep tidak baik lah ko ada anak memukuli ayahnya.
ReplyDeleteiya setuju, dalam Al Qur'an juga diterangkan bahwa "Balasan kebaikan adalah kebaikan pula" dan perbuatan jahat pastinya akan kembali ke dirinya sendiri.. tapi aku masih ngga habis pikir kenapa dengan entengnya tetangga mengatakan kekerasan yang dilakukan anaknya sudah biasa terjadi, apa sudah tidak ada rasa empati dari warga sampai mereka begitu cueknya? ckckck parah
ReplyDeleteperasaan kalo bapaknya salah mendidik, lalu anaknya jadi gak karuan. hasilnya si bapak pasti marah2 krna emang salahnya si bapak waktu mendidik dulu walaupun gak si bapak sadari hal itu. lha, tapi ini koq malah si anak yang menghajar si bapak! bingung gue SOB!
ReplyDeletenah kalo beristri 3, si ceweknya (isteri) artinya di madu. pertanyaan buat cewek2, apa mau dikata'in LEBAH hehehehe..??
kalo aku jadi kamu, aku nggak akan ninggalin orang itu (bapak yang disiksa anaknya). Nggak etis banget tuh anak. Kudu dijewer tuh anak
ReplyDeleteayo punya kebun kebaikan :)
ReplyDeleteAllahu Akbar!
bkebun emas???saya jg prnah denger, tapi sama belom bs realisasi.. :P
ReplyDeletejadi, sama aja apa yg orang tua perlihatkan ke anak, kelak akan diperlihatkan anak pula pd orang tua
kok gak dbantu??kan kasian tuh bapakny
lagux maksudx bikin inget masa kecil :D
ReplyDeletewaktu anaknya kecil bpknya suka memukuli anaknya kali ya?
ReplyDeletenyang terakhir... istri 3 rukun semua? haha ngarep... :p
ReplyDeleteHayuuuk, berkebun kebaikan
wah itu tiga istri maunyanya? gimana ya, satu aja belum punya. emangnya enta minta tiga habis? satu aja ga habis bang, heheh.
ReplyDeletesatu pertanyaanku. saat bapak itu dipukuli anaknya kan beliau berumur 55-60tahunan yak?? laah, kalau kamu deja vu, dan si bapak ini menduduki tempat sebagai anak, berarti umurmu berapa? kok sampe menangi kejadian si bapak 55-60tahunan ini yg dulu memukuli bapaknya dan sekarang balik dipukuli anaknya. *garuk-garuk pantat, bingung*
ReplyDeleteGw juga mau dong punya kebun kebaikan XD
ReplyDelete